skip to main |
skip to sidebar
Kita gembira jika apa yang kita idamkan tercapai. Kita
menangis kalau yang kita cita-citakan terabai. Nikmat disambut ria, kedukaan
menjemput duka.
Air mata adakalanya penyubur hati, penawar duka.
Adakalanya buih kekecewaan yang menghimpit perasaan dan kehidupan ini.
Setetes air mata karena takut kepada Allah melebihi
permata nilainya. Gemerlapnya terpancar dari segala arah penjuru.
Penghuni syurga ialah mereka yang banyak
mencucurkan air mata karena Allah dan Rasulnya bukan semata karena harta dan
kedudukan ataupun urusan dunia lainnya.
Pecinta dunia menangis karena dunia yang hilang.
Perindu akhirat menangis karena dunia yang datang.
Alangkah sempitnya kuburku, keluh seorang batil,
alangkah sedikitnya hartaku, kesal si hartawan.
Dari mata yang mengintai setiap kemewahan penuh
rakus, mengalirlah air mata kecewa kegagalan. Dari mata yang redup merenung
hari akhirat yang dirasakan dekat, mengalirlah air mata insaf mengharap
kemenangan.
"Penghuni Syurga itulah orang-orang yang
menang." (al-Hasr:20)
Tangis adalah air kehidupan. Kehidupan dimulai
dengan tangis, diselingi oleh tangis dan diakhiri dengan tangis. Manusia
senantiasa dalam dua tangisan.
Sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam,
"Ada dua titisan yang Allah cintai, pertama
titisan darah para syuhada dan titisan air mata yang jatuh karena takutkan
allah."
akhirnya tahu jugalah kita, ada tangisan yang akan
mengakibatkan diri menangis lebih lama dan ada tangisan yang membawa bahagia
untuk selama-lamanya.
Rasulullah pernah bersabda,
"Semua mata akan menangis pada hari kiamat
kecuali tiga hal. Pertama, mata yang menangis karena takut kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. Kedua, mata yang dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan
Allah. Ketiga, mata yang tidak tidur karena mempertahankan agama Allah."
Menangislah di sini, sebelum menangis di sana...
0 komentar:
Posting Komentar