RSS

Sabtu, 05 Januari 2013

.........Menghadapi Kehilangan::::::::


Pernah kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita?
Bagaimana menghadapinya?

“Cinta baru sempurna jika terasa menyayat, seperti segumpal tanah liat yang akan baru menjadi cantik setelah dibentuk menjadi tembikar. Cinta menjadi abadi jika tak terjangkau. Ibarat bumi selalu mengintai matahari. Kerana tak mampu meraihnya, selamanya menjadi bayangan yang tak terengkuh. Ditinggalkan jauh lebih menyakitkan daripada diputuskan. Namun lebih menyakitkan lagi ketika kita tidak mengerti bahawa kadangkala Allah izinkan kita kehilangan seseorang untuk kebaikan kita sendiri.

Kehilangan akan membuat kita merasa rapuh tapi disisi lain kehilangan dapat membuat kita tabah.”

Tetapi sesuatu yang hilang belum tentu meninggalkan kekosongan, karena jejak-jejak yang ditinggalkannya tak pernah benar-benar hilang.

Maka, mari belajar untuk mencintai kehilangan itu, kerana ia adalah sebagian proses semula jadi dari hidup. Kehilangan memberi banyak pelajaran dan pengalaman baru buat kita kita dapat menerima dengan baik proses itu, menerima diri kita sendiri.

Kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Kita sedar kita tak pernah memiliki apa-apa pun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ketika kita kehilangan.

Kemenangan hidup bukan bermakna kejayaan mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai. Pelajaran
dari beberapa kehilangan, bahawa dalam setiap kehilangan ada pembelajaran yang membuat jiwa makin dewasa. Atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri. Di saat kehilangan, kita jadi meringkuk seperti bayi yang tak punya kuasa.

Menyadari bahawa sekuat apapun jiwa dan diri, setiap hidup tak pernah lepas dari kehilangan. Bah wa cerita di dunia ini bukan hanya celoteh kita, tapi ada celoteh lain yang harus didengarkan, dipenuhi dan dilalui.



0 komentar: